Bisnis.com, JAKARTA - Atlet panjat tebing Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi bertekad menampilkan performa terbaik dan memperbaiki catatan waktunya saat berlaga dalam World Games 2025 di Chengdu, China, pada 7–17 Agustus.
“Persiapan sampai saat ini lebih banyak menjaga kesehatan dan kesiapan pikiran. Kalau pikiran tenang dan sehat, badan juga ikut siap. Harapannya bisa tampil maksimal di Chengdu,” kata Desak kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Desak mengaku musim kompetisi 2025 menjadi tahun yang cukup menantang, namun ia memilih untuk menikmati proses dan menjadikan setiap kompetisi sebagai momentum untuk terus berkembang.
“Tahun ini penuh dengan naik turun siklusnya, tapi saya berusaha menikmatinya dan menampilkan catatan waktu terbaik di Chengdu,” ujar atlet asal Bali itu.
Pencapaian Desak sepanjang musim ini menunjukkan tren positif. Ia meraih medali emas dalam seri Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2025 di Krakow, Polandia, pada 5–6 Juli, berkat waktu impresif 6,27 detik. Catatan tersebut menjadi salah satu waktu terbaik yang pernah ia bukukan.
Sepekan kemudian, ia kembali naik podium dalam seri Chamonix, Prancis, pada 12 Juli, dengan meraih medali perak setelah mencatat waktu 6,46 detik.
Baca Juga
Pencapaian tersebut menjadi modal berharga bagi Desak untuk bersaing di ajang World Games, yang merupakan kompetisi multi-cabang olahraga internasional bagi cabang non-Olimpiade. Namun demikian, panjat tebing termasuk nomor speed yang diikuti Desak, telah resmi dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024 dan menjadi salah satu andalan kontingen Indonesia.
Pada edisi ke-12 World Games ini, Indonesia menurunkan delapan atlet panjat tebing, terdiri dari empat atlet putra dan empat atlet putri. Di sektor putri, selain Desak, tim Indonesia juga diperkuat Rajiah Sallsabillah, Puja Lestari, dan Amanda Narda Mutia.
Lalu pada sektor putra ada Alfian Muhammad Fajri, Kiromal Katibin, Raharjati Nursamsa, dan Veddriq Leonardo.
World Games 2025 mempertandingkan 34 cabang olahraga dengan total 60 disiplin. Chengdu menjadi kota ketiga di Asia yang menjadi tuan rumah ajang ini, setelah Akita (Jepang, 2001) dan Kaohsiung (Taiwan, 2009).