Bisnis.com, JAKARTA - Langkah tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung harus terhenti di semifinal Hong Kong Open 2023 setelah dikalahkan Akane Yamaguchi.
Bermain di Hong Kong Coliseum, Sabtu (16/9/2023), Gregoria kalah lewat pertarungan tiga game 17-21, 25-23, dan 18-21 di semifinal Hong Kong Open 2023.
Usai terhenti di babak semifinal, Gregoria akan segera mengalihkan fokusnya untuk pemulihan cedera lutut dan persiapan jelang Asian Games 2022 Hangzhou.
“Semoga cedera lutut saya tidak semakin serius dan bisa terus membaik jelang Asian Games nanti. Sambil kembali latihan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang saya lakukan di beberapa turnamen terakhir,” kata Gregoria, dikutip dari keterangan singkat PBSI, Sabtu.
Gregoria belakangan ini mengalami cedera pada lututnya. Namun, ia mengatakan telah berkomitmen untuk terus berjuang pada setiap turnamen yang ia ikuti, mengingat kini sudah merupakan periode Race to Olympics 2024.
“Saya memutuskan bersama pelatih untuk main di sini karena saya merasa saya masih bisa. Jadi karena sudah komitmen untuk turun jadi saya mau memberikan yang maksimal walau dengan kondisi lutut yang belum 100 persen,” kata Gregoria.
Baca Juga
“Saya maksimalkan waktu latihan di China kemarin untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Saya berpikir di periode Race to Olympics ini penting juga setiap poin di setiap turnamen yang saya ikuti,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Gregoria berhasil melaju ke babak semifinal Hong Kong Open 2023. Namun, langkahnya terhenti usai kalah dari unggulan teratas Akane Yamaguchi (Jepang) dalam drama rubber game 17-21, 25-23, 18-21, pada Sabtu.
Gregoria yang turun sebagai unggulan lima itu mengatakan, terdapat beberapa hal yang ia soroti dari permainannya hari ini. Ia yang sudah unggul di gim pertama, lawan dengan cepat mengubah pola lalu membuat Gregoria balik tertekan, dan ia tidak bisa keluar dari situasi itu.
“Saya sudah unggul empat poin tapi tidak bisa memanfaatkannya dengan baik, ditambah saya terlalu lama fokus memikirkan lawan sedang mengejar padahal harusnya fokus saya adalah bagaimana untuk dapat poin lagi ketika lawan juga dapat poin,” kata Gregoria.
“Di gim ketiga juga sama, saya hilang poin dengan sangat cepat di kedudukan 14-14 langsung 14-18. Itu menjadi kesalahan terbesar saya di pertandingan kali ini,” ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Gregoria memetik pelajaran untuk terus mempertahankan fokusnya dalam menghadapi lawan di poin-poin kritis.
“Pelajaran buat saya untuk tidak mudah blank karena ketika melawan pemain-pemain level atas seperti Akane ini, bagaimana saya tidak boleh hanya memikirkan bagaimana bisa mendapat poin tapi juga bagaimana bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan sendiri,” kata dia.