Bisnis.com, JAKARTA – Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) meminta seluruh pemain yang akan turun bertanding di turnamen All England pada 12-17 Maret agar tampil maksimal.
Berlaga di Utilita Arena, Birmingham, Inggris, Koordinator psikolog tim ad hoc Olimpiade Paris 2024 Lilik Sudarwati mengatakan agar Fajar Alfian dan kawan-kawan dapat beradaptasi dengan kondisi lapangan. Khususnya dari sisi fisik dan teknis, faktor mental yang harus menjadi fokus tim demi peningkatan prestasi.
"Di dalam pertandingan pasti ada menang dan kalah, itu pasti, tapi kita harus punya prinsip yaitu kita main harus siap capek dan kalaupun harus kalah, lawan tidak boleh menang dengan mudah. Tidak memberikan poin-poin yang gampang," ujarnya melalui rilis PBSI, Selasa (12/3/2024).
Apalagi, Lilik mengatakan di dalam pertandingan, lawan yang dihadapi bukan hanya lawan di sebrang lapangan tapi juga diri sendiri.
Meski begitu, dia melanjutkan untuk level pemain yang sudah dalam kategori elit, organisasi meyakini setiap pemain sudah punya pakem sendiri untuk bagaimana mengatasi dinamika yang kompleks dalam sebuah laga.
Lilik yang juga mantan pebulutangkis ini menyarankan anak-anak untuk mengambil jeda ketika jalannya pertandingan tidak sesuai keinginan.
Baca Juga
"Memang mengambil jeda itu penting ketika apa yang kita inginkan tidak berjalan. Ini yang kadang-kadang anak-anak lupa. Itu bisa membalikkan fokus dan ketenangan. Caranya bermacam-macam tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Ini yang saya ingatkan juga, baik kepada pemain maupun pelatih," sahut Lilik.
Sementara itu, Fajar Alfian mengaku kembali merasakan atmosfer berbeda saat kembali menjejakkan kaki di Utilita Arena. Sebagai juara bertahan, dia dan sang pasangan Muhammad Rian Ardianto pastinya akan berusaha tampil maksimal.
"Magis dan atmosfer All England memang berbeda, tadi saat coba lapangan langsung terasa. Apalagi dengan warna karpet abu-abu, pertama kali ini agak aneh, mungkin karena belum terbiasa," ucap Fajar
Dia mengaku ada tantangan tersendiri menjalani All England 2024 edisi ke-125 turnamen bulutangkis paling tua ini, sebab pelaksanaannya bertepatan dengan pekan pertama bulan Ramadan.
"Namun, sudah menjadi resiko kami sebagai atlet, saat Ramadan jauh dari rumah dan keluarga. Meskipun sedih tapi harus dijalani apalagi tugas ini demi mengharumkan nama Indonesia," pungkas Fajar.