Bisnis.com, BANDUNG – Puma telah memutuskan untuk mengakhiri sponsorshipnya dengan Asosiasi Sepakbola Israel dalam sebuah keputusan yang tidak terkait dengan perang Israel-Hamas.
Mulai akhir tahun 2024, perusahaan pakaian olahraga terbesar ketiga di dunia ini tidak lagi menyediakan perlengkapan untuk tim nasional setelah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dengan Asosiasi Sepakbola Israel.
Keputusan tersebut diambil pada tahun 2022, sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober, sebagai bagian dari "strategi baru Puma yang lebih sedikit-lebih besar-lebih baik", kata juru bicara, mengutip laman Reuters.
Pada tahun 2019, para pendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap Israel memasang iklan palsu di jalur London Underground, menyerukan boikot terhadap perusahaan olahraga Puma karena mensponsori tim nasional Israel.
Poster-poster tersebut menampilkan logo Puma bersama dengan tulisan "Boikot - Hentikan Puma" serta gambar-gambar tentara Israel yang menangkap para pemuda Palestina.
Mereka juga menyebut Puma sebagai "sponsor yang bangga dengan apartheid Israel."
Baca Juga
Namun, Puma membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa sponsorship mereka hanya terbatas pada tingkat nasional dan bukan tim klub.
Para aktivis pro-Palestina yang terlibat dalam kampanye untuk mendorong boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap Israel mengklaim bahwa tekanan mereka membuat Puma mengambil keputusan tersebut.
Namun Asosiasi Sepak Bola Israel membantah hal ini. Puma telah menjadi sponsor resmi klub sepak bola nasional sejak tahun 2018, dan kontrak Puma dengan federasi sepak bola Israel akan berakhir pada tahun 2024.
IFA mengatakan kepada Financial Times bahwa mereka memiliki opsi untuk memperpanjang kontrak selama dua tahun, namun pada bulan September memutuskan untuk tidak melakukannya setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Puma terkait syarat dan ketentuan. (Kresensia Kinanti)