Bisnis.com, JAKARTA - Spanyol tampak terseok-seok mengawali langkahnya di Euro 2020. Tim asuhan Luis Enrique hanya mampu meraih dua poin dari dua laga pertama di Grup E.
Spanyol imbang 0-0 dengan Swedia pada pertandingan perdana, kemudian ditahan imbang Polandia 1-1. Tim Matador baru mampu meraih kemenangan pertama saat mengatasi Slovakia 5-0 di laga pamungkas Grup E.
Alhasil, Spanyol lolos ke babak 16 dengan lima poin dan status runner-up Grup E di bawah Swedia yang mampu mengoleksi tujuh poin.
Pada fase selanjutnya, Spanyol menghadapi Kroasia. Kedua tim bermain imbang 3-3 pada waktu normal, kendati Spanyol sempat unggul 3-1 terlebih dahulu. Untungnya, Tim Matador mampu mencetak dua gol saat pertandingan memasuki waktu tambahan dua kali 15 menit.
Pada perdelapan Final, Spanyol ditahan imbang 1-1 Swiss pada waktu pertandingan normal dan waktu tambahan dan mampu lolos ke semifinal setelah menang adu penalti.
Kendati, melalui jalan yang tak mulus, Spanyol dinilai memiliki peluang untuk mengatasi Italia di semifinal dan bahkan keluar sebagai juara Euro 2020.
Baca Juga
Dilansir uefa.com, berikut ini sejumlah faktor yang mendukung hal itu, menurut reporter Spanyol Graham Hunter, yang juga menyaksikan Spanyol menjuarai Euro 2008 dan Euro 2012.
Pemain tim nasional Spanyol merayakan kemenang di Euro 2020 - Twitter/@EURO2020
Spanyol Punya 'Naluri Pembunuh'
Jika Spanyol sedang dalam performa terbaiknya, maka banyak gol bisa tercipta. Ini bukan ciri khas mereka, tetapi itu masih merupakan bagian sentral dari DNA mereka.
Di Euro 2020, Tim Matador telah mencetak dua belas gol. Jumlah itu sama dengan total gol yang Spanyol cetak saat memenangkan Euro 2008 dan Euro 2012 dengan mengandalkan David Villa dan Fernando Torres.
Performa Meningkat
Spanyol tampaknya telah belajar menghadapi kesulitan dalam sejumlah pertandingan sebelumnya. Pada awal turnamen, Spanyol sempat kehilangan Sergio Busquets yang terpapar Covid-19 dan Diego Llorente.
Spanyol juga banyak menyia-nyiakan peluang pada laga awal, kemudian membuang keunggulan 3-1 melawan Kroasia. Terakhir, Spanyol harus menjalani adu penalti melawan Swiss dan menang meski dua algojonya gagal.
Komposisi pemain yang diisi talenta muda memungkinkan Spanyol untuk terus berkembang dengan sejumlah pelajaran pada laga sebelumnya.
Pelatih tim nasional Spanyol Luis Enrique menyaksikan timnya bermain di Euro 2020 - Twitter/@EURO2020
Faktor Luis Enrique
Kehadiran Luis Enrique membuat tim bersemangat. Dia pun mengaku sudah bekerja keras dalam menganalisis calon lawannya di semifinal nanti.
Menurutnya, tim hanya fokus untuk membuat permainan menjadi lebih baik dan memenangkan pertandingan, bukan fokus pada apa yang dilakukan lawan.
Enrique telah menunjukkan kepercayaan dengan Alvaro Morata yang secara umum telah 'membayarnya' kembali. Dia pun tampak sukses melakukan pergantian pemain dalam beberapa laga di Euro.
Ferran Torres yang masuk menggantikan Morata mencetak gol saat melawan Slovakia. Pemain pengganti lain, Pau Torres menciptakan assist dan gol, Dani Olmo dan Mikel Oyarzabal juga melakukannya dalam laga melawan Kroasia.
Pemain tim nasional Spanyol merayakan gol di Euro 2020 - Twitter/@EURO2020
Faktor Lain
Spanyol mencetak banyak gol, tetapi tim ini juga banyak menyia-nyiakan peluang dalam pertandingan. Tembakan salah sasaran, meleset dari sasaran, mengenai setiap bagian tubuh kiper lawan, termasuk wajah dan kepala, dan juga membentur mistar gawang, terjadi pada tim Spanyol.
Hampir pada setiap pertandingan, para pemain mengucapkan jawaban yang sama. "Kami bekerja keras, kami menciptakan peluang kemenangan dan ... bola tidak mau masuk".
Spanyol harus membuktikan hal itu tidak tepat dan mereka bisa memanfaatkan setiap peluang agar mampu menjuarai Euro 2020.