Bisnis.com, JAKARTA – Pelatih Liverpool Jurgen Klopp berharap suporter tidak mengarahkan kemarahan mereka terkait dengan rencana keterlibatan klub itu ke Liga Super Eropa (European Super League/ESL) kepada para pemain.
Dia pun mengharapkan hal serupa terhadap selusuh pendukung lima klub Liga Primer Inggris lainnya yang juga menyatakan bergabung sebagai pendiri ESL. Lima klub lainnya itu adalah Arsenal, Tottenham Hotspur, Chelsea, Manchester City, dan Manchester United.
ESL digagas oleh Presiden klub Real Madrid Florentino Perez, dan dia sekarang menjadi ketuanya. Kompetisi itu bersifat eksklusif hanya diikuti 20 tim papan atas Eropa. Kini terdapat 12 klub yang bergabung. Selain enam klub Inggris itu, enam lainnya adalah Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, Juventus, Inter Milan, dan AC Milan.
Klopp mengaku pendiriannya terkait ESL tak berubah sejak dia menolaknya pada 2019. "Tidak berubah, perasaan saya tidak berubah, pendapat saya tidak berubah. Tak banyak informasi yang saya tahu soal ini, kecuali dari apa yang saya baca di surat kabar dan media," ujarnya sebagaimana ditulis Sky Sports.
Baca Juga : Liga Super Eropa, Munchen & PSG Bergabung? |
---|
"Ini pukulan berat. Wajar banyak orang marah. Namun, saya tidak bisa mengatakan apa pun lebih dari ini. Kami tidak terlibat dalam prosesnya, saya tidak, pemain tidak, dan sekarang ini pernyataan sudah keluar, kita lihat bagaimana keadaan akan berkembang," papar pelatih asal Jerman itu.
"Para pemain tidak melakukan kesalahan apa pun kecuali berusaha memenangkan pertandingan sepak bola. Saya ingin semua orang tahu itu," tuturnya.
Klopp mengingatkan bahwa bermunculannya kompetisi baru bukan kasus kemarin sore di sepak bola, seperti perluasan Piala Dunia Antar-Klub oleh Federation Internationale de Football Association (FIFA), Liga Konferensi oleh Union of European Football Associations (UEFA), serta rencana format baru Liga Champions yang diharapkan menjadi jawaban UEFA atas wacana Liga Super Eropa.
"FIFA ingin Piala Dunia Antar-Klub [diperluas], apa pun itu. pada dasarnya itu soal uang, tidak ada yang lain. Itu terjadi, bukan hanya liga tandingan [ESL] semata," tambahnya.