Bisnis.com, JAKARTA - Penyerang tim nasional Kroasia, Ivan Perisic, menyatakan negaranya siap meladeni apapun taktik yang akan diterapkan tuan rumah Rusia dalam laga perempat final Piala Dunia 2018 yang akan berlangsung di Stadion Olimpiade Fischt, Sochi, Minggu (8/7) dini hari WIB.
"Ya, kami telah menyaksikan hampir semua pertandingan mereka. Melawan Spanyol mereka menggunakan sistem yang berbeda, tetapi Anda harus beradaptasi dengan setiap tim yang Anda lawan. Jadi mereka pikir itu adalah taktik terbaik untuk mereka, dan saya juga berpikir mereka membuat keputusan yang tepat," kata Perisic kepada wartawan di markas latihan Kroasia di Sochi, Rabu (4/7).
"Kami akan mempersiapkan dengan baik untuk kedua versi. Kami masih memiliki beberapa hari untuk mempersiapkan diri dengan baik," ujarnya menambahkan.
Rusia, yang masuk ke putaran final Piala Dunia 2018 lewat haknya sebagai tuan rumah dan memiliki peringkat terendah di ranking FIFA, cenderung bermain menyerang ketika tampil di fase penyisihan Grup A, namun berbalik menjadi ultra defensif ketika menghadapi Spanyol di putaran 16 besar.
Hasilnya, meski sempat diragukan Rusia membuka Piala Dunia 2018 dengan kemenangan telak 5-0 atas Arab Saudi, melanjutkannya dengan menang 3-1 melawan Mesir, sebelum dipecundangi Uruguay 0-3 di Grup A.
Namun di putaran 16 besar, Rusia tampil ultra defensif hingga membuat Spanyol hanya bisa memperoleh satu tembakan ke gawang sepanjang 90 menit waktu normal. Setelah berhasil menyamakan kedudukan lewat eksekusi penalti Artem Dzyuba, Rusia terus mempertahan skor imbang 1-1, hingga menyingkirkan Juara Dunia 2010 itu lewat adu penalti 4-3.
Sementara Kroasia yang menjadi satu dari dua tim yang meraih poin penuh di fase penyisihan grup, menjuarai Grup D dengan mengalakan Nigeria, Argentina dan Islandia berbekal permainan menyerang yang cepat.
Diperkuat pemain kelas dunia seperti gelandang Luca Modric dan serangkaian pemain depan papan atas termasuk Mario Mandzukic, Ante Rebic, Andrej Kramaric dan Perisic, tim besutan Zlatko Dalic itu mencetak setidaknya dua gol di masing-masing dari tiga pertandingan grup mereka, termasuk tiga gol saat menaklukkan Argentina.
Hanya saja, di putaran 16 besar, Kroasia sedikit lebih bertahan kala menghadapi Denmark dan harus melakoni adu penalti demi memesan tiket ke perempat final.
"Saya pikir kami harus fokus pada diri kami sendiri karena tim Kroasia memiliki kualitas yang lebih besar, kami hanya perlu menunjukkan bahwa di lapangan kami akan dapat mengatur tempo permainan," kata Rebic.
Kroasia menjalani fase kualifikasi secara tambal sulam, tergelincir dari awal hingga finis ketiga di grup dan kemudian memecat pelatih Ante Cacic di tahap akhir.
Dalic hadir dan timnya telah mempertaruhkan klaim sebagai salah satu kuda hitam di turnamen ini.
"Setiap pelatih memiliki beberapa ide baru, dan setelah beberapa pertandingan buruk yang kami mainkan ... mungkin, seperti yang kita semua bisa lihat, ternyata saat ini merupakan yang terbaik," kata Perisic.
"Setiap pelatih memiliki ide-idenya, dan setelah momen itu (ketika manajer itu berubah) semuanya membaik sehingga kita semua bisa merasa senang," ujarnya menambahkan.
Semenjak pencapaian gemilang Kroasia menempati peringkat ketiga di penampilan perdana mereka di putaran final piala dunia pada edisi 1998, generasi berikutnya kerap dibebani tekanan dari para penggemar dan media lokal untuk meniru atau bahkan melampaui prestasi tersebut.
Skuat Kroasia saat ini yang tak kalah bertabur bintang dibandingkan 1998, juga tak terhindar dari beban itu, yang bagi Perisic adalah mimpi besar juga.
"Ini mimpi untuk berada dalam situasi yang sama. Sekarang adalah waktunya dan semoga kita bisa mencapai hasil yang sama. Kami benar-benar menantikan pertandingan melawan Rusia," pungkas Perisic.