Bisnis.com, JAKARTA - Tim Spanyol yang memiliki penguasaan bola hingga 74 persen dengan melepaskan 25 sepakan (9 on-target) tidak mampu membongkar taktik bertahan nan disiplin yang diperagakan Rusia pada pertandingan 16 besar Piala Dunia 2018.
Juara Piala Dunia 2010 itu hanya menang dalam angka-angka statistik, namun terpaksa angkat koper karena kalah adu penalti dengan skor 3-4 setelah tendangan Koke dan Iago Aspas tidak berbuah gol.
Tim tuan rumah berusah payah memaksakan hasil imbang 1-1 yang tercipta dari gol bunuh diri Segei Ignashevich yang disamakan melalui penalti Artem Dzyuba pada babak pertama.
Pada babak kedua, pelatih Stanislav Cherchesov hampir menumpuk sembilan sampai 10 pemainnya di area pertahanannya sendiri untuk menjaga wilayah, menutup pergerakan dan menghentikan aliran bola dari pemain-pemain Spanyol yang memainkan umpan-umpan pendek khas tiki-taka sebagai pakem mereka dalam beberapa tahun.
Rusia pun hanya mengincar serangan dari serangan balik yang lambat dan tidak sporadis karena sejumlah pemain tengah dan belakang tidak meninggalkan posisinya.
Spanyol tetap mengemas peluang, termasuk tendangan keras Andres Iniesta dan Iago Aspas yang dihentikan Igor Akinfeev, namun umpan-umpan pendek mereka saat menuju kotak penalti Rusia kerap kandas dipatahkan pemain tuan rumah.
Menurut statistik FIFA, Spanyol pun menguasai penuh jalannya laga dengan melancarkan 1.139 passing berbanding 285 operan milik Rusia yang hanya mengandalkan serangan balik yang berbuah hanya satu sepakan on-target.
Rusia terlihat begitu disiplin terhadap bola-bola yang masuk ke wilayah pertahanan. Tercatat ada 46 kali clereance, 10 kali memblokir sepakan pemain La Roja, 16 kali melancarkan tekel.
Sebaliknya, Spanyol cuma dua kali memblokir tendangan pemain Rusia dan sembilan kali melakukan sapuan.
Di sisi lain, Stanislav Cherchesov harus memutar otak dalam menyiapkan taktik-taktik lain saat Rusia berlaga di babak perempat final melawan pemenang antara Kroasia atau Denmark, yang memiliki gaya permainan berbeda dengan Spanyol.