Bisnis.com, JAKARTA - Carlos Alberto Torres, yang mencetak salah satu gol terbaik sepanjang sejarah Piala Dunia saat menjadi kapten Timnas Brasil, untuk memenangi final 1970 atas Italia, meninggal dunia pada usia 72 tahun karena serangan jantung.
Bek kanan itu mencetak gol keempat Brasil saat mereka menang 4-1 atas Italia di Stadion Azteca Meksiko, gebrakan yang menutup pergerakan yang melibatkan sembilan pemain, sebelum mengangkat trofi Jules Rimet ketika Brasil memenangi gelar itu untuk ketiga kalinya.
"Carlos Alberto Torres merupakan teladan keberanian dan kepemimpinan. Saya berduka dengan kehilangan kapten yang memimpin Brasil memenangi Piala Dunia ketiga mereka," kata Presiden Brasil Michel Temer melalui Twitter.
Pemain belakang itu pernah memperkuat Fluminense, Santos, Flamengo, dan New York Cosmos, dan mendapat julukan Sang Kapten karena kualitas kepemimpinannya.
Dia memenangi gelar-gelar pertamanya di Fluminense di kampung halamannya Rio de Janeiro, namun hari-hari terbaiknya dilalui bersama Santos, di mana bersama rekannya Pele, dia memenangi dua gelar divisi pertama dan lima trofi negara bagian Sao Paulo.
Carlos Alberto juga merupakan salah satu talenta besar pertama sepak bola yang bermain di AS, ketika bergabung dengan New York Cosmos.
"Kami sangat berduka dengan berpulangnya Carlos Alberto, pemain legendaris dan sosok mengagumkan. Dia akan selalu menjadi bagian dari keluarga Cosmos," demikian pernyataan klub New York itu melalui Twitter.
Setelah kembali ke Brasil sebagai seorang pelatih, Carlos Alberto memimpin Flamengo ke divisi pertama Brazil pada 1983, dan Fluminense ke kejuaraan negara bagian Rio de Janeiro pada 1984.
Setelah pensiun dari sepak bola dia bekerja sebagai komentator dan duta merk, namun akan selalu dikenang untuk perannya sebagai pemimpin di tim Brasil 1970, tim yang sering disebut-sebut sebagai tim terbaik sepanjang masa.
Dia menjadi kapten sekelompok pemain yang pergi ke Meksiko di bawah manajer baru, yang hanya memiliki sedikit waktu untuk mengenali para pemainnya.
Carlos Alberto merupakan pemimpin alami, bahkan di tim yang dihuni pemain-pemain legendaris seperti Pele, Tostao, Rivellino, dan Jairzinho.
Sebagian pemain merupakan kapten di klubnya masing-masing namun menurut kepada Carlos Alberto, yang dengan ketenangan dan keberadaannya membuat dirinya tidak dibaikan oleh rekan-rekan setimnya yang lebih populer.
Rasa penghormatan datang dari seluruh penjuru dunia, di mana badan sepak bola dunia FIFA menyebutnya sebagai sosok yang dilahirkan sebagai pemimpin dan Santos mendeklarasikan berkabung selama 3 hari.
"Santos FC berduka dengan wafatnya pemain idola Carlos Alberto Torres. Dia memainkan 445 pertandingan dan mencetak 40 gol antara 1965 sampai 1975, dan merupakan full back terbaik dalam sejarah klub," demikian pernyataan Santos.