Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyatakan telah mengizinkan Israel untuk dapat mengibarkan benderanya pada perheletan Olimpiade 2024.
Adapun, hal tersebut berbanding terbalik dengan sikap Prancis terhadap Rusia pada Olimpiade 2024 yang justri dilarang untuk mengibarkan benderanya. Menurutnya, Israel bukan merupakan agresor seperti Rusia.
“Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa Israel adalah agresor, itu menanggapi serangan teroris,” kata Macron seperti dikutip dari Kantor Berita Rusia, Senin (15/4/2024).
Pertandingan Olimpiade akan diadakan di Paris mulai 26 Juli-11 Agustus. Pembatasan telah diberlakukan terhadap atlet Rusia dan Belarusia.
Kontingen dari negara tersebut hanya dapat berpartisipasi sebagai pihak netral tanpa menunjukkan afiliasi dengan negara asal mereka.
Mereka juga tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam acara tim apa pun.
Baca Juga
Pihak berwenang Rusia menganggap keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengenai masalah ini bersifat diskriminatif dan bertentangan dengan prinsip-prinsip Olimpiade.
Sementara itu, dilansir dari Reuters, pemerintah Prancis telah menyiapkan alternatif selain mengadakan acara pembukaan di Sungai Seine yang menyangkut masalah keamanan.
Konflik di Timur Tengah dan Ukraina, serta ancaman serangan teroris membuat pemerintah Prancis meningkatkan kewaspadaan keamanan ke tingkat tertinggi.
Macron mengatakan dia yakin upacara pembukaan Olimpiade yang direncakan akan dihadiri banyak orang.
“Jika kami berpikir ada risiko keamanan, kami akan mempunyai rencana B, dan bahkan rencana C,” kata Macron.