Berdasarkan kabar yang diterima melalui pesat WhatsApp (WA), kerusuhan bermula saat suporter Gresik United ingin melakukan demo di depan pintu VIP menyuarakan kekecewaan atas kekalahan tim. Namun, demo tersebut dihalau oleh petugas keamanan.
Polisi yang tak bisa membendung oknum suporter yang melakukan pelemparan batu pun merespons dengan menembakkan gas air mata.
Akibatnya, 7 suporter terluka, berikut dengan 10 polisi.
"Ada 10 personel dari petugas keamanan (Polri) mengalami luka dan sedang dirawat di RS Petro Kimia Gresik bersama tujuh warga sipil," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Dirmanto, dikutip dari Antara.
Dirmanto menyebutkan para korban nantinya akan dilakukan pemeriksaan mendalam di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
"Untuk yang mengalami luka ringan, Polri akan memberikan layanan rawat jalan home visit oleh tim dokter RS Bhayangkara,” ujarnya.
Sementara itu, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah melakukan kordinasi dengan PSSI Asosiasi Provinsi (asprov) Jawa Timur terkait kericuhan suporter dengan pihak keamanan di Gresik.
"Kami sudah berkoordinasi dengan asprov Jawa Timur dan juga teman-teman suporter yang (berada) di Jawa timur untuk bersama-sama berkoordinasi dengan kawan-kawan di Gresik United dalam waktu dekat ini. Mungkin besok teman-teman itu akan berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur supaya kondisi kondusif, artinya kami saling bekerja sama," kata Komite Ad HOC PSSI Arya Sinulingga.
Diketahui, laga antara Gresik United melawan Deltras FC di putaran kedua Liga 2 berakhir ricuh di luar Stadion Gelora Joko Samudro.
Adapun hasil pertandingan, Gresik United kalah melawan Deltras FC Sidoarjo berakhir dengan skor akhir 1-2.