Bisnis.com, DENPASAR - Eks Bandara Selaparang, kota Mataram kini bergeliat kembali setelah vakum tanpa aktivitas karena sejak beroperasinya Bandara Internasional Lombok Praya, kabupaten Lombok Tengah.
Eks Bandara Selaparang memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peran penting bagi NTB sejak 1959. Awalnya, Bandara Selaparang merupakan pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) dan menjadi dibawah datasemen Kodau IV Surabaya. Saat itu, Bandara Selaparang menggantikan peran Bandara Rambang di Lombok Timur yang ada sejak zaman Belanda.
Selain sebagai pangkalan TNI, Bandara Selaparang juga berfungsi untuk penerbangan sipil dan menjadi pintu masuk ke NTB. Bandara ini memiliki landasan pacu dengan panjang 2,1 km. Dengan panjang landasan tersebut, Selaparang tidak bisa dilandasi pesawat berbadan lebar. Luas lahan bandara saat awal dikembangkan hanya 78,8 hektar.
Dari sisi fasilitas bangunan, Selaparang bukan bandara yang memiliki gedung yang megah. Bangunan dan fasilifas pendukungnya sama dengam bandara - bandara perintis di daerah lain.
Setelah 52 tahun beroperasi, bandara Selaparang ditutup untuk penerbangan sipil pada 31 Desember 2011, seluruh penerbangan sipil kini dipindah ke Bandara Internasional Lombok Praya. Sejak ditutup, aktivitas di Bandara Selaparang vakum total. Hal itu juga berdampak terhadap ekonomi warga sekitar Bandara.
Baca Juga
Sirkuit Motorcross MXGP
Setelah 12 tahun vakum, Pemprov NTB dan Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Selaparang berinisiatif menggeliatkan bandara tersebut. Gubernur NTB, Zulkieflimansyah kemudian berinisiatif menyelenggarakan event balap Motorcross MXGP di bandara tersebut.
Sirkuit MXGP Selaparang memiliki panjang 1.600 meter dan didesain dengan 12 rintangan, 16 tikungan, serta beberapa area jumping. Sirkuit ini terbentang di atas landas pacu eks-Bandara Selaparang dengan view Gunung Rinjani.
Zul menegaskan hadirnya event internasional dan ikon baru kota Mataram yakni sirkuit Selaparang di lahan eks bandara seluas 65 Ha akan mendatangkan banyak manfaat.
"Potensi sirkuit internasional ini dan lokasinya yang indah dan strategis sudah diakui orang luar negeri. Kalau bisa dilaksanakan berturut turut dua tiga tahun akan mendatangkan kepastian investasi sehingga lokasi ini akan bernilai tinggi", kata Zul dalam keterangan resmi, Jumat (30/6/2023).
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Lombok Rahmat Adil Indrawan menjelaskan optimalisasi lahan eks-Bandara Selaparang sebagai sirkuit MXGP ini diharapkan dapat menjadi entry point bagi berbagai kegiatan lain di masa mendatang.
"Lahan eks-Bandara Selaparang merupakan salah satu aset idle Angkasa Pura I yang memiliki nilai strategis. Selain merupakan implementasi salah satu program transformasi bisnis, kerja sama optimalisasi lahan ini merupakan perwujudan salah satu fungsi perusahaan sebagai agent of development, yakni mendukung program pemerintah dalam berkontribusi mendorong pariwisata dan pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi aset," kata Adil.