Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

World Athletics Sarankan Atlet Atletik Tidak Latihan Berat Selama Pandemi

World Athletics melalui Direktur Pusat Pengembangan Regional Asia Pasifik Ria Lumintuarso mengimbau atlet atletik tidak melakukan latihan berat selama masa pandemi Covid-19 karena alasan keterbatasan pengawasan dari tim pelatih.
Ilustrasi-Lalu Muhammad Zohri, sprinter asal Nusa Tenggara Barat (NTB)/Twitter IAAF
Ilustrasi-Lalu Muhammad Zohri, sprinter asal Nusa Tenggara Barat (NTB)/Twitter IAAF

Bisnis.com, JAKARTA - World Athletics melalui Direktur Pusat Pengembangan Regional Asia Pasifik Ria Lumintuarso mengimbau atlet atletik tidak melakukan latihan berat selama masa pandemi Covid-19 karena alasan keterbatasan pengawasan dari tim pelatih.

Dalam seminar daring yang diikuti media di Jakarta, Rabu, Ria menegaskan bahwa latihan berat sebagaimana yang rutin dilakukan di masa normal tidak bisa dilakukan sembarangan dan harus dalam pengawasan pelatih.

"Kondisi sekarang jangan latihan berat, cukup latihan ringan saja. Dalam latihan berat ada ukuran yang harus dipakai dan pelatih paham dengan hal itu. Latihan ringan pun ada tipsnya. Pelatih tetap punya kewajiban untuk membimbing," kata Ria, yang juga aktif sebagai dosen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.

Menurut dia, agar latihan ringan bisa berjalan maksimal, baik atlet dan pelatih harus memiliki pranata daring yang memungkinkan proses pengarahan dan konsultasi berjalan dengan lancar.

Nantinya, pelatih bisa memberikan paket protokol latihan dari kriteria ringan hingga sedang. Bentuk latihan yang diberikan pun juga bisa beragam, katanya menjelaskan.

"Latihan ringan saja, karena yang jadi tujuannya bukan membentuk 'power' tapi lebih ke ketahanan stamina. Ada tipsnya juga supaya tidak gemuk, asupan gizi diperhatikan. Latihan harus tetap berjalan dan pelatih punya kewajiban memastikan semua berjalan efektif," Ria memaparkan.

Sebelumnya, Presiden Komite Nasional Olimpiade (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari menyampaikan bahwa masa pandemi tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan pembinaan terhadap atlet nasional.

Sebaliknya, pengurus induk-induk organisasi olahraga (PB/PP) harus lebih terpacu dan kreatif untuk mempersiapkan atlet-atletnya agar bisa bersaing untuk meraih hasil terbaik.

"Di sinilah dituntut kreativitas PB/PP dalam menjalankan program pembinaan atlet, dengan mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Yang pasti, program latihan dijalankan dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan atlet," Okto menjelaskan.

"Atlet nasional tidak boleh pasrah dan harus memanfaatkan kesempatan agar bisa meningkatkan prestasinya dalam rangka menghadapi persaingan ke depan," pungkas Okto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper