Bisnis.com, JAKARTA – Sprinter Amerika Serikat Noah Lyles berhasil menyabet medali emas setelah menaklukkan lintasan lari 200 meter putra pada babak final Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, Rabu (2/10/2019) dini hari WIB.
Menurut laman resmi International Association of Athletics Federations (IAAF), Lyles meraih gelar juara dunia pertamanya itu setelah mencatatkan waktu berlari 19,83 detik.
Sebelumnya, atlet berusia 22 tahun itu telah menunjukkan bakatnya dengan memenangi tiga gelar di kejuaraan IAAF lain, dan mencatatkan waktu terbaiknya 19,50 detik di Swiss pada awal musim ini.
Capaian tersebut menempatkan Lyles di peringkat keempat dalam daftar pelari 200m tercepat sepanjang masa setelah pemegang rekor dunia Usain Bolt (19,19 detik), Yohan Black (19,26 detik), dan Michael Johnson (19,32 detik).
Sementara itu, peraih medali perak pada Olimpiade Rio 2016 Andre de Grasse berhasil finis kedua dengan catatan waktu 19,95 detik, meskipun sebelumnya sempat berjibaku dengan cedera hamstring.
Sprinter Ekuador Alex Quinonez finis di posisi ketiga dengan catatan waktu 19,98 detik dan berhak atas medali perunggu, yang merupakan perolehan medali kedua untuk negaranya.
Pada akhirnya, keputusan Lyles untuk lebih fokus menjadi sprinter pada nomor 200m daripada 100m telah terbayarkan dalam kejuaraan dunia tahun ini.
“Saya berkali-kali berpikir untuk bisa menjadi juara dunia tahun ini. Saya punya (motivasi) itu di telepon seluler (ponsel) saya, memikirkannya saat saya sedang dalam mobil, dan setiap saat. Lalu semua itu menjadi nyata, kalian tidak akan mempercayainya,” ujar Lyles.
Penampilan Lyles yang memukau itu pun tampaknya akan menjadi pembicaraan di antara penggemar atletik bahwa dia bisa menggantikan Usain Bolt sebagai wajah baru dalam dunia olahraga.
Namun, Lyles menegaskan bahwa dirinya tidak akan menjadi seperti Bolt karena, “saya adalah saya. Jangan bilang saya Bolt yang baru. Ini saatnya saya menghibur kalian.”