Bisnis.com, JAKARTA – Eks-striker Chelsea dan Pantai Gading Didier Drogba mengumumkan pensiun sebagai pesepak bola pada Kamis (22/11/2018) pagi WIB, mengakhiri karier gemilang 20 tahun dengan memenangi empat gelar Liga Primer Inggris dan Liga Champions Eropa 2012.
Drogba terakhir bermain untuk klub Amerika Serikat Phoenix Rising. Dia bermain untuk Chelsea pada dua periode, mencetak 164 gol dalam 381 pertandingan, memelopori kebangkitan klub London barat itu di bawah kepemilikan Roman Abramovich.
Ujung tombak berusia 40 tahun itu memulai karier di klub Prancis Le Mans pada 1998, tetapi tak pernah bermain di kompetisi level teratas hingga dia berusia 23 tahun dan dikontrak Guingamp pada 2002.
Dia pindah ke Marseille pada 2003 dan setahun kemudian diboyong Chelsea, klub tempatnya terasah untuk fokus menyerang di bawah arahan pelatih Jose Mourinho dan membantu tim berjuluk The Blues tersebut menjadi juara kompetisi teratas di Inggris pertama kali dalam 50 tahun.
Drogba kemudian menjadi bagian penting saat Chelsea tiga kali lagi menjadi juara, juga merengkuh empat trofi juara Piala FA dan dua Piala Liga.
Dia mencetak gol kemenangan Chelsea dalam adu penalti di final Liga Champions Eropa 2012 untuk menaklukkan tuan rumah Bayern Munchen di Allianz Arena di Munchen, Jerman.
Baca Juga
Sebelumnya, dalam permainan waktu reguler 90 menit, dia juga menjebol gawang tuan rumah melalui sundulan kepala pada menit ke-88 sehingga memaksakan skor imbang 1-1 sehingga mesti diteruskan ke perpanjangan waktu 2 x 15 menit.
Drogba sempat merumput di China dan Turki sebelum kembali ke Chelea untuk memberi klub tersebut gelar keempat bersamanya. Dia meninggalkan Chelsea sebagai pencetak gol terbanyak keempat sepanjang masa dengan 104 gol.
Dia membela Timnas Pantai Gading dalam 104 pertandingan dengan mengontribusi 65 gol atau 0,63 gol per pertandingan, menempatkannya sebagai top skor sepanjang masa bagi negaranya.
Meski pensiun sebagai pemain, Drogba menyatakan tetap berkiprah di sepak bola. “Ini cara terbaik untuk mengakhiri, membantu para pemain muda untuk berkembang, memberikan sesuatu kembali ke pertandingan adalah cara terbaik untuk mengakhiri dan saya belajar banyak dari permainan ini.”