Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Ad-Hoc Reformasi PSSI Agum Gumelar meminta jaminan dari Kemenpora terkait dengan pencabutan pembekuan PSSI sebelum dirinya menjadi wakil untuk berkomunikasi dengan Federation Internationale de Football Association (FIFA).
Pernyataan Agum yang juga Ketua Dewan Kehormatan PSSI itu disampaikan di sela-sela syukuran hari ulang tahun (HUT) PSSI ke-86 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Selasa (19/4/2016).
"Saya tidak ingin terkecoh lagi. Saya hanya akan berangkat bertemu FIFA jika ada jaminan surat tertulis pembekuan PSSI dicabut. Saya merasa sudah tiga kali tertipu tentang masalah ini," kata Agum dengan tegas.
Informasi yang berkembang, Agum akan menjadi wakil Indonesia untuk bertemu dengan FIFA. Selain mantan menteri perhubungan ini, yang akan dikirim adalah Ketua Komite Olahraga Indonesia (KOI) Erick Thohir. Pertemuan diperkirakan berlangsung pada 25 April nanti.
Agum menjelaskan selama ini pihaknya terus berusaha untuk menyelesaikan permasalahan sepak bola nasional. Bahkan, pihaknya juga sudah melakukan dengan Presiden Joko Widodo dua kali dan satu diantaranya bersama dengan Menpora Imam Nahrawi.
Dari pertemuan itu, kata dia, sebenarnya sudah ada titik temu pencabutan pembekuan PSSI. Hanya saja, hasil pertemuan itu belum direalisasikan, bahkan memicu polemik baru yang hingga saat ini belum terselesaikan dengan baik.
"Sampai saat ini pencabutan pembekuan belum dilakukan. Sudah satu tahun. Banyak yang dirugikan dari kondisi seperti ini," kata mantan Ketua Umum PSSI itu.
Pembekuan PSSI ini sebenarnya sudah masuk ranah hukum. Federasi sepak bola Indonesia menggugat ke PTUN dan menang. Bahkan, pada tingkatan kasasi, Mahkamah Agung juga memenangkan organisasi yang dipimpin La Nyalla Mattalitti ini.
Hanya saja, keputusan kasasi ini belum dijalankan oleh Kemenpora. Agum berharap putusan MA itu segera dijalankan demi bergeliatnya lagi persepakbolaan nasional yang dalam setahun terakhir vakum meski masih ada beberapa turnamen yang digelar.
"Turnamen hanya diikuti tim elite. Persib lagi, Persija lagi, atau Arema. Seharusnya semua harus berjalan termasuk pembinaan. Begitu juga dengan program untuk wasit ataupun pelatih yang juga terkena imbas," kata Agum mengingatkan.