Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti ‘curhat’ kondisi pribadi dialami saat ini dan persepakbolaan nasional pada syukuran hari ulang tahun (HUT) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ke-86 di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, pada Selasa (19/4/2016).
Namun, curhatan orang nomor satu di induk organisasi sepak bola Indonesia itu tidak dilakukan secara langsung, karena hanya melalui tulisan di atas kertas yang dibacakan Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan di hadapan undangan.
Ketidakhadiran La Nyalla itu disebabkan pria yang juga Ketua Kadin Jawa Timur itu tersangkut masalah hukum dan keberadaannya belum diketahui publik. Ada dugaan, petinggi PSSI ini berada di Singapura.
Dalam sambutan tertulis sebanyak sembilan lembar ini, La Nyalla membicarakan masalah terbentuknya Tim Sembilan oleh pemerintah yang mempunyai tugas mereformasi PSSI. Tata kelola nasional harus dibongkar dan diubah menjadi yang lebih baik.
"PSSI dituding tidak becus mengelola organisasi sepak bola. Bahkan PSSI dituduh sarang mafia bola, sarang pengatur skor dan semua tuduhan jahat terkait sepak bola. Kompetisi Liga Indonesia juga diganjal. Puncaknya tanggal 17 April 2015 Menpora mengeluarkan SK Pembekuan PSSI," katanya seperti yang dibacakan Hinca.
"Benarkah PSSI tidak becus mengelola sepak bola? Benarkah PSSI sarang mafia? Benarkah PSSI pengatur skor kompetisi? Siapakah pelakunya? Siapa di antara anggota Komite Eksekutif PSSI terpilih di KLB Surabaya menjadi pelaku yang dituduhkan itu?" katanya lagi.
"Sebut saja siapa pelaku pengakuan skor di Komite Eksekutif PSSI yang kemarin terpilih di KLB Surabaya? Langsung saja tunjuk hiidung. Siapa mafia bola dari 15 Komite Eksekutif PSSI ini. Tapi ingat, buktikan. Jangan asal menuduh dan memfitnah," tegasnya.
Atas kondisi tersebut, tidak hanya dirinya dan pengurus yang merasa dizalimi, namun institusi PSSI. Hasilnya banyak hal yang dirugikan juga. Timnas senior tidak bisa berlaga di kualifikasi Pra-Piala Dunia, Timnas U-19 tidak bisa turun di AFF Championship, hingga pelatih sepak bola dan wasit yang tidak bisa meneruskan program kursus lisensi.
Tiba-tiba masalah diskusi tentang tata kelola sepak bola hilang dan muncul menjadi diskusi KLB PSSI untuk memilih pengurus baru. La Nyalla mengatakan KLB bukan solusi. Dia menilai pencabutan pembekuan dan pemerintah melaksanakan keputusan hukum merupakan keputusan yang tepat.
Dia meneruskan bahwa bergulirnya Indonesia Soccer Championship serta divisi di bawahnya diharapkan menjadi perekat untuk mengakhiri kemelut persepakbolaan nasional. PSSI dan pemerintah diharapkan satu irama untuk mendorongan ajang sepak bola profesional dengan baik.
Terkait masalah hukum yang membelitnya, La Nyalla menegaskan jika hal tersebut dalam kapasitas sebagai Ketua Kadin Jawa Timur dan ditetapkan tersangka oleh Kajati Jatim. Namun, penetapan itu dimenangkan di praperadilan meski akhirnya ditetapkan sebagai tersangka lagi dengan kasus sama.
"Biarlah perkara ini saya hadapi dan saya perjuangkan. Pengorbanan selalu ada. Saya mohon doa bapak ibu saudara sekalian agar kebenaran ditunjukkan oleh Yang Mahakuasa," kata La Nyalla menutup sambutannya.
Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan mengatakan sambutan tertulis Ketua Umum PSSI itu merupakan yang terbaik dan runtut. Dengan momen HUT PSSI ke-86 ini diharapkan semua permasalahan yang terjadi pada persepakbolaan nasional tuntas.
"Mendapatkan kartu kuning dari FIFA saja rasanya kayak gini. Apalagi kartu merah. Saya belum bisa menjelaskan. Yang jelas pada kongres FIFA Mei nanti kami berjuang agar sanksi tidak diperberat," ucap Hinca.
Syukuran HUT PSSI ini juga dihadiri Ketua Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar, anggota Komite Eksekutif PSSI, perwakilan KONI dan KOI, mantan pemain nasional, perwakilan klub dan Asprov, hingga anak yatim dari salah satu yayasan di Cipulir, Jakarta.