Bisnis.com, BRASILIA - Polisi di ibu kota Brazilia Selasa (27/5/2014) menembakkan gas air mata untuk membubarkan protes yang dilakukan para kepala suku Indian, tunawisma dan lain-lain yang menentang pengeluaran uang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Polisi antihuru hara di Brasilia membubarkan sekelompok sekitar 1.000 demonstran, termasuk anak-anak dan orang tua, yang berbaris dengan damai menuju Stadion Piala Dunia di kota itu.
Setelah gas air mata ditembakkan, beberapa orang Indian terlihat melemparkan batu ke arah petugas kepolisian.
Para pengunjuk rasa juga terus memblokir jalan di sekitar plaza pemerintah ikon ibu kota, di mana kongres, istana presiden dan Mahkamah Agung berada.
Sebelumnya, sekitar 500 pemimpin adat mengenakan pakaian tradisional memasuki gedung kongres dan menempati bagian atas dalam satu protes yang mereka katakan ditujukan untuk melindungi hak-hak mereka.
Etnis Indian di Brasil telah melancarkan serangkaian protes dalam beberapa bulan terakhir, menuduh pemerintah Presiden Dilma Rousseff memperlambat demarkasi tanah leluhur mereka, dan menciptakan kebijakan yang mendukung pertanian skala besar.
Brazil, Jumat lalu mengatakan, bahwa pihaknya sedang mengerahkan 157.000 tentara dan polisi untuk memastikan keamanan selama penyelenggaraan Piala Dunia yang digelar 20 hari dengan latar belakang aksi-aksi protes dan serangan-serangan.
Kementerian pertahanan mengatakan akan mengerahkan kekuatan personil 57.000 angkatan laut, angkatan darat dan udara untuk acara tersebut, termasuk 21.000 orang yang akan bersiaga untuk situasi yang membutuhkan intervensi segera.
Kementerian telah menginvestasikan 709 juta reais (322 juta dolar AS) sejak 2012 dalam memodernisasikan kekuatan dan mempersiapkan mereka untuk turnamen, yang berlangsung dari 12 Juni-13 Juli.
Menteri Kehakiman Jose Eduardo Cardozo mengatakan, dia tidak percaya demonstrasi dan pemogokan di Brazil baru-baru ini akan meningkat ke peringkat protes-protes yang mencengkeram negara itu seperti tahun lalu selama Piala Konfederasi, satu acara gladi resik Piala Dunia.
Aksi-aksi protes itu menarik satu juta orang ke jalan dan berubah menjadi kekerasan pada saat itu, memalukan penyelenggara turnamen.
"Perasaan kami adalah bahwa (protes) itu akan lebih kecil dari Juni lalu. Tetapi, jujur berbicara, kami siap untuk menghadapi setiap situasi," kata Cardozo kepada wartawan pada konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan Celso Amorim.
Para pengunjuk rasa marah atas lebih dari 11 miliar dolar dihabiskan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia di negara dengan ketimpangan yang mencolok, dan kebutuhan mendesak di sektor pendidikan, kesehatan, perumahan dan transportasi.
Aparat keamanan akan disebar di antara 12 kota tuan rumah penyelenggara turnamen dan ibukota-ibu kota negara bagian Vitoria, Maceio dan Aracaju, akan dilengkapi kamp-kamp untuk semua tim pemain di turnamen.
Pihak militer juga akan bekerja sama dengan polisi untuk mengamankan perbatasan negara Amerika Selatan sepanjang 16.800 kilometer (10.400 mil) itu.
Aksi-aksi protes anti-Piala Dunia telah menyusut dalam jumlah sejak tahun lalu, namun juga telah tumbuh lebih radikal.
Sekitar tiga juta warga Brazil dan 600.000 turis asing diharapkan untuk menghadiri Piala Dunia itu.
PIALA DUNIA 2014: Pengunjuk Rasa Ditembaki
Polisi di ibu kota Brazilia Selasa (27/5/2014) menembakkan gas air mata untuk membubarkan protes yang dilakukan para kepala suku Indian, tunawisma dan lain-lain yang menentang pengeluaran uang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
16 jam yang lalu
Suporter Malaysia Ngamuk di Stasiun LRT
17 jam yang lalu